Foto: #kampungnaga11tahunlalu
[Artikel]
Pagi tadi, TV Pojok Desa mengajak saya berdiskusi tentang Omnibus Law dan Ancaman Lahan Pangan di Desa.
Saya mengajak bertamasya singkat dengan berkaca kepada China saja. Segan juga membahas RUU Cipta Kerja pasal perpasal. Mengapa China saya pilih? Soalnya, di negara kita buah-buahan dari negara ini sudah dijual oleh pedagang kaki lima sampai super market paling mewah. Ini bukti bahwa pertanian mereka maju selain juga industrinya.
Sedikit kilas balik ke belakang, kita bisa melihat China hari ini tidak lepas dari kesabaran Zhou Enlai dalam menyiapkan Deng Xiaoping. Pemimpin pasca Mao. Setelah berkuasa pada tahun 1979, di era Deng inilah konsep pembangunan China berubah drastis. Komune produksi juga dihapus setelah sebelumnya dilakukan ujicoba model baru di beberapa desa dengan mendorong kepemilikan tanah berbasis tanggung jawab rumah tangga. Lalu setelah melihat hasil ujicoba yang menggembirakan, barulah dilaksanakan secara nasional.
Penataan Agraria pedesaan dan pembangunan infrastruktur pedesaan telah menghasilkan keajaiban China di bidang pembangunan pedesaan dan pertanian.
Sembari melakukan hal tersebut, negara secara tersentral mendorong pembangunan China melalui pembukaan investasi asing dan pragmatisme ekonomi. Kata-kata Deng yang terkenal salah satunya, “tidak penting kucing merah atau hitam, asalkan ia bisa menangkap tikus.” Perlahan ekonomi pasar mulai dibuka. Melalui pembukaan kawasan ekonomi khusus.
China memang punya sejumlah hal lain, diaspora keturunan mereka yang tinggal di luar negeri sebagian besar juga pemain ekonomi raksasa di banyak negara tempatan. Sehingga mereka ini bisa turut berperan besar dalam menanamkan modal ke China.
Kejarlah kuda dengan menggunakan kuda, demikian pepatah China yang menggambarkan bagaimana usaha mereka mengejar ketertinggalan dengan menggunakan aliran modal raksasa dari seluruh dunia. Akhirnya pusat manufaktur dunia terpusat sebagian besar di negara ini. Secara berseloroh kemudian banyak yang menyebut bahwa tuhan menciptakan langit dan bumi, sisanya made in china.
Sekali lagi, China membuktikan hal yang berlaku sama dengan negara-negara seperti Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Vietnam bahwa menata agraria adalah fondasi menata relasi desa kota, pertanian industri yang maju.
Bagaimana kalau konsep investasi dan pembangunan yang dibuat dan diterapkan adalah penghancuran desa dan pertanian?
Penulis :
Iwan Nurdin Ketua Dewan Nasional Konsursium Pembaruan Agraria (KPA)
Koresponden : Yoki