Lampung.sumselnews.co.id
TUBABA – Bos Afirmasi dan Bos Kinerja pada tahun 2019 yang di alokasikan kepada SDN 02 Penumangan dan
SMPN Satu Atap Tulangbawang Tengah Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) Diduga dipakai secara pribadi oleh Samsidar yang merupakan Kepala sekolah di kedua sekolah tersebut, hal itu diketahui karena hingga saat ini anggaran Bos Afirmasi dan Kinerja yang di gunakan untuk belanja Wifi sesuai dengan Rencana kerja anggaran Sekolah (RKAS) belum juga di lakukan.
Saat di konfirmasi beberapa bulan lalu Isman Rinata yang merupakan Tim pelaksana di kedua sekolah itu memberikan keterangan secara tertulis bahwa pihak nya akan membeli 1 perangkat Wifi yang bersumber dari Dana Bos Afirmasi, Selain itu dirinya juga juga menuliskan bahwa anggaran Bos Afirmasi SD dan SMP memiliki sisa anggaran namun hal itu menjadi Rahasia dari pihak sekolah.
Saat di konfirmasi di Mengenai hal itu (SM) Kepala sekolah di kedua sekolah tersebut justru malah mengelak, dirinya mengatakan dengan tegas bahwa dalam Bos Afirmasi itu tidak ada anggaran untuk belanja Wifi.
“Di Bos Afirmasi itu gak ada dalam aturan untuk Beli Wifi tapi itu kebijakan dari saya sendiri kebijakan dari kepala sekolah untuk beli Wifi.” Ucapnya saat di konfirmasi pada Jumat (11/12/2020).
Saat dilakukan wawancara lebih lanjut mengenai Hal itu Akhirnya SM mengakui bahwa di kedua sekolah yang di kepalai olehnya itu memang memiliki anggaran untuk membeli Wifi.
“Iya sih memang sebetulnya ada uang untuk beli Wifi itu sekitar 2 juta dan uang nya ada sama saya.” Ungkap nya.
Di singgung mengenai alasan mengapa hingga saat ini belum juga di lakukan pelaksanaan pemasangan wifi sementara laporan RKAS Mengenai Bos Afirmasi dan Kinerja di kedua sekolah tersebut sudah selesai SM mengaku bahwa hal tersebut karena kondisi Covid-19.
“Ini gara gara Covid-19 ini, ya udah sih kalau memang mau di pasang gampang hari ini juga (Jumat 11-12-2020) bisa saya telfon, gampang itu cuman Satu juta lapan ratus nanti saya cari ada kok uang nya teneng aja kamu itu tanggung jawab saya.” Ungkapnya.
Menurut informasi yang di peroleh SDN 2 Penumangn menerima anggaran Rp.52.000.000 dengan jumlah siswa sasaran prioritas 14 dan SMPN Satu Atap Tulangbawang Tengah menerima anggaran Rp 48.000.000 dengan jumlah siswa sasaran prioritas sebanyak 12 dan menurut informasi sampai saat ini seluruh Tablet yang ada di kedua sekolah tersebut belum pernah di gunakan oleh Siswa-siswi sehingga diduga Program Rumah Belajar di kedua sekolah tersebut tidak berjalan. (Tim/Red)