Dok/Ilustrasi
(Lampung.sumselnews.co.id)- Tulang Bawang Barat – Baru-baru ini warga yang tinggal di Daerah Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) tengah ramai memperbincangkan informasi yang viral di media sosial Mengenai terkuak nya penggelembungan data keluarga penerima manfaat (KPM) pada program unggulan Bupati Tubaba yang diduga dilakukan oleh oknum TKSK Dinsos.
Seperti di ketahui bahwa Program maju dan sejahtera atau lebih di kenal dengan sebutan Mantra Tubaba ini diluncurkan secara resmi dengan tujuan penanggulangan kemiskinan yang mana pada peresmian tersebut dihadiri oleh perwakilan Kementerian Sosial RI, Kepala Dinas Sosial Provinsi lampung pada Rabu 18 September 2019 di Komplek Islamik Center.
Penggelembungan itu terjadi pada data KPM Program Mantra Tiyuh Penumangan Kecamatan Tulang Bawang Tengah, menurut informasi terdapat kelebihan sebanyak 32 KPM dari 368 jumlah Data KPM yang di himpun oleh aparatur tiyuh bersama-sama dengan pendamping program tingkat Tiyuh untuk selanjutnya di ajukan, sementara data yang di terima dan di keluarkan oleh pihak Bank (pihak penyaluran bantuan Mantra) muncul sebanyak 400 KPM.
Dilansir dari Kupastuntas.co pada postingan nya yang berjudul ‘Program Dinas Sosial Tubaba Diduga Bermasalah’. Kepala Dinas Sosial Somad, SP membenarkan bahwa 32 KPM yang muncul di Tiyuh Penumangan tersebut didapat Dinsos dan dijelaskan oleh Somad bahwa 32 Jumlah KPM tersebut merupakan KPM titipan.
“Hari ini Saya kadatangan Masyarakat dan perwakilan Aparat Tiyuh Penumangan yang mempertanyakan dari mana data 32 nama KPM yang muncul di penerima Mantra di Tiyuh Penumangan,” ucapnya.
“Saya sudah jelaskan kepada mereka bahwa sumber 32 nama KPM yang muncul itu adalah titipan dari Oknum tertentu dan termasuk titipan ibu Meli Kristina (TKSK Dinsos) yang menitipkan anaknya, namun disitu nanti perlu dievaluasi kembali apakah berhak atau tidak dia menerimanya,” ujar Somad.
Sementara salah seorang warga Tubaba berinisial P berspekulasi bahwa perbuatan yang yang diduga dilakukan TKSK dinsos tersebut dengan melakukan cara nekat menggelembungkan data KPM Program Mantra itu berlatarkan faktor kebutuhan ekonomi akibat dampak pendemi Covid-19.
“Hampir semua kita merasakan dampak dari Pamdemi ini, seperti halnya oknum itu mungkin karena tuntutan kebutuhan sehingga dia Nekat melakukan itu karena ya sekarang ini lingkup untuk mencari rezeki terbatas, Harga sejumlah bahan pokok naik sementara kebutuhan terus bertambah mungkin oknum itu Terdampak Covid-19 Cukup Parah, Coba kalkulasikan berapa besaran Rupiahnya.” Ucapnya. (*)