Dok/Ilustrasi
(Lampung.SumselNews.co.id) Hari Kesehatan Mental Sedunia pertama kali diperingati pada 10 Oktober 1992 yang berasal dari kegiatan tahunan Federasi Dunia untuk Kesehatan Mental (WFMH).
Tujuan awalnya adalah: mempromosikan advokasi kesehatan mental dan menjadi sarana edukasi publik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan isu terkait.
Hari Kesehatan Mental Sedunia 2021 mengambil tema “Kesehatan Mental di Dunia yang Tidak Setara”.
Tema tersebut mengingatkan, ketidaksetaraan dalam pelayanan kesehatan mental telah menyebabkan banyak orang mengalami kerugian.
Salah satu akibatnya telah menimbulkan lebih dari 800 ribu orang bunuh diri setiap tahun di seluruh dunia. Menurut data WHO, seperti dikutip situs Next National Day, setiap 40 detik terdapat orang meninggal karena bunuh diri dan terjadi 20 kali percobaan bunuh diri.
Hal ini menandakan banyak orang di dunia ini mengalami permasalahan mental. Sementara itu, menurut data yang dilaporkan situs National World, terungkap bahwa wanita lebih mungkin berpikir dan melakukan percobaan bunuh diri ketimbang pria.
Namun, pria tiga kali lebih berpotensi untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri daripada wanita. Penyebab utama yang memicu orang mengalami masalah mental adalah depresi. Depresi telah menimbulkan masalah kesehatan serius yang memunculkan sikap putus asa bagi penderitanya.
Dan depresi telah menjangkiti sekitar 264 juta orang di seluruh dunia. Pentingnya peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2021 yaitu menyadarkan untuk memahami betapa pelayanan kesehatan mental perlu diperhatikan serius oleh semua negara. Sebab, masalah ini sebagiannya sudah dialami oleh anak-anak saat mereka berada di usia 14 tahun.