TULANG BAWANG BARAT Lampung.sumselnews.co.id | Waspada terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Khususnya masyarakat peternak di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), Provinsi Lampung.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.(Disnakeswan),
Drh.Nazaruddin,MM, mengatakan untuk di Kabupaten Tubaba, tepatnya di Tiyuh (Desa) Mulya Jaya, Kecamatan Gunung Agung, terdapat enam sapi yang hasil uji laboratoriumnya positif terkena PMK. dari jumlah populasi 486 ekor sapi dan kambing 1.500 ekor.
“Keenam sapi tersebut sedang dalam proses pemulihan. Mudah-mudahan sapi lainnya tidak terkena penyakit yang sama. Meskipun tingkat penularan amat tinggi,”ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, pada, Sabtu, (14/5/22).
Lanjut Nazar, dia menghimbau masyarakat bilamana, menemukan gejala-gejala yang mirip dengan PMK, peternak dapat melaporkan kepada petugas peternakan yang ada di lapangan (tiyuh-tiyuh). Atau melalui petugas kesehatan hewan.
“Dan peternak wajib menjaga kebersihan kandang, dan memberikan makan yang cukup terhadap hewan ternak, agar ketahanan tubuh terjamin,”paparnya kembali.
PMK tingkat penyerangannya tinggi. Meskipun demikian, sambungnya, tingkat penyembuhannya juga tinggi. PMK saat ini sedang mewabah. Terutama di Provinsi Jawa Timur dan Aceh.
“Misalkan dalam satu populasi ada seratus ekor. Tingkat penularan ini bisa seratus persen,” tuturnya.
Menurut Nazar, hewan yang diserang PMK, terutamanya hewan yang berkuku belah. Seperti sapi, kerbau, domba dan kambing.
“Jadi artinya, PMK ini kita sudah lama sekali bebas. Sekarang baru muncul lagi. Untuk itu, kita harus waspada. PMK terjadi terakhir kali di Pulau Jawa, dengan pemberatan vaksinasi masal,”terangnya.
Adapun ciri-ciri PMK yakni, nafsu makan berkurang, fisik hewan menjadi lemah. Suhu tubuh tinggi dan yang menjadi ciri khasnya, pada hewan yang terjangkit penyakit menular itu, pada mulut dan lidahnya terdapat bintik-bintik merah seperti sariawan, yang menyebabkan nafsu makan menurun.
Kemudian, pada sela-sela kukunya terdapat luka-luka. Tingkat keparahan tertinggi, kuku bisa copot.
“PMK ini penyebabnya virus RNA. yang masuk dalam genus Apthovirus, keluarga Picornaviridae,” kata Nazar.
Kemudian, jika suatu daerah ada hewan ternak yang terkena PMK, maka hewan diseputaran ternak tersebut tidak boleh ada kegiatan mobilisasi, baik itu dari luar daerah ke daerah yang terkena PMK, maupun sebaliknya.
“Yang sakit harus diisolasi dan dipisahkan dengan hewan ternak yang sehat, agar tidak tertular. Sampai hewan ternak di daerah tersebut dinyatakan seratus persen sembuh,” jelasnya.
Nazar menyampaikan, untuk penyembuhan hewan ternak yang terkena PMK, semestinya menggunakan vaksin. Tetapi, untuk di Indonesia, vaksin penyakit tersebut sudah tidak ada. Karena di Indonesia sudah lama tidak ada wabah PMK.
Berdasarkan arahan Kementan, sedang diusahakan untuk dibuat. ataupun impor dari luar negeri. Karena sampai saat ini negara yang masih ada PMK, hanya negara India.
Nazar menambahkan, untuk penanggulangan PMK, peternak harus memisahkan hewan yang sakit dan yang sehat dan menjaga kebersihan kandang dan pola makan hewannya.
Kemudian, untuk pengobatan, peternak memberi vitamin terhadap hewan untuk menjaga daya tahan tubuh. Dan memberikan antibiotik untuk penyembuhan luka.
BACA JUGA : Disnak Tubaba Turun Ke Lapangan Sosialisasi Wabah Penyakit PMK Pada Hewan Ternak
“Jadi, tingkat kematian hewan akibat PMK itu rendah. Dengan catatan segera diobati,”pungkasnya. (Madi)