Beranda Tulang Bawang Tulang Bawang Barat Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan Resmi Bergelar “Tuan Penata Negarou” di...

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan Resmi Bergelar “Tuan Penata Negarou” di Megou 4 TUBA

799
0

Klik Tayanganya

TUBABA Lampung.sumselnews.co.id|Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan mengadakan kunjungan ke kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, guna menerima penghormatan pemberian gelar adat oleh Federasi Adat Marga 4 Tulang Bawang.

Dalam kesempatan ini, Pemerintah kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung menggelar prosesi pemberian gelar kehormatan, atau pemberian penghargaan gelar Adat, kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dengan gelar “Tuan Penata Negarou”.

Prosesi pemberian gelar tersebut, langsung dilakukan oleh Federasi Adat Marga 4 Tulang Bawang.

Anies Baswedan tiba di kabupaten Tulang Bawang Barat sekitarnya pukul 10. 20 WIB, menggunakan helicopter yang mendarat dilapangan Mapolres Tubaba.

Anis memasuki halaman menuju ke sesat agung Bumi Gayo kompleks Islamic Center Tubaba, dengan arak-arakan (Menggunakan Kereta kuda) yang telah disiapkan Pemkab Tubaba.

Kemudian rombongan disambut Bupati Tubaba, Ir. H. Umar Ahmad, SP beserta Forkopimda, Kapolres Tubaba, Lurah dan kepalo Tiyuh, disambut dengan antusias oleh warga Tubaba baik dari pejabat maupun masyarakat setempat pada, Minggu ( 8/5/2022) di Kelurahan Panaragan, Kecamatan Tulangbawang Tengah (TBT), Kabupaten setempat.

Anies menyapa warga Tubaba dengan menggunakan pakaian adat Megow Pak Tulang Bawang, dan mengikuti prosesi pemberian gelar adat kepada Anies Rasyid Baswedan dengan gelar “Tuan Penata Negarou”.

Pemberian gelar dilakukan langsung oleh Ketua Federasi Adat Marga 4 Tulang Bawang. H. Herman Artha RM, S.Ikom, MM gelar Stand Kuasa Marga di gedung Sessat Agung Bumi Gayo Tubaba. Prosesi pemberian gelar adat berjalan lancar dan dilanjutkan dengan pembacaan Skep adat, Pengukuhan oleh ketua adat, Pemberian piagam kepada Anies Rasyid Baswedan.

Dalam sambutannya Bupati Umar Ahmad menyampaikan terima kasih kepada gubernur DKI Jakarta yang telah hadir di bumi ragem sai mangi wawai.

“kami ucapkan selamat datang atas kehadiran pak Anis di kabupaten Tubaba,” ujarnya.

Sementara, dalam sambutannya Gubernur DKI Jakarta Anis Rasyid Baswedan mengatakan, melihat perkembangan kemajuan terutama sektor pendidikan Kabupaten Tubaba pantas dijadikan contoh bagi daerah lain.

“Gelar adat yang diberikan kepada kami tidak pernah saya bayangkan, kita bercita cita maju bersama, ijinkan dari hati yang paling dalam dan apresiasi kami ucapkan terima kasih, amanah yang kami emban akan kami jaga,” kata Anis.

Pihaknya juga akan selalu mengenang dan mengingat Kabupaten Tubaba.

“Ijinkan kami menyampaikan, Tulang Bawang Barat akan jadi prioritas kami kedepan, insyaallah kami diberikan umur panjang kita terus mengabdi demi kemajuan daerah,”ujarnya.

Kemudian gubernur juga mendoakan bupati Tubaba Ir. H. Umar Ahmad, SP semoga pengabdiannya tidak hanya di Tubaba, namun lebih jauh lagi di bumi Lampung kedepan.

“Setiap kita menyelesaikan satu urusan akan menyusul urusan yang baru , semoga kita diberikan kesehatan, dipanjangkan umurnya sehingga bermanfaat untuk masyarakat,”pungkasnya.

Sebagaimana diketahui warga Tubaba sangat antusias menyambut kehadiran gubernur DKI Jakarta Anis Rasyid Baswedan. Nampak hadir juga seluruh guru penggerak yang ada di kabupaten Tubaba.

Pria yang kerap disapa Anies itu merupakan kelahiran Kuningan, Jawa Barat pada 7 Mei 1969.

Sebelumnya dikenal sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Jokowi-JK periode 2014-2019 sejak 27 Oktober 2014.

Hingga akhirnya kini Anies berhasil menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah mengalahkan pasangan Ahok-Djarot untuk periode 2017 hingga 2022.

H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D., merupakan anak dari pasangan suami istri Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid.

Anies Baswedan lahir di keluarga akademisi, ayahnya adalah seorang dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, sedangkan sang ibu merupakan guru besar sekaligus dosen di Universitas Negeri Yogyakarta.

Sedangkan kakeknya, Abdurachman Baswedan (AR Baswedan) merupakan salah seorang pejuang pergerakan nasional dan pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan pada masa awal kemerdekaan.

Anies Baswedan menikah dengan seorang perempuan bernama Fery Farhati Ganis. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai empat orang anak yaitu Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, Kaisar Hakam Baswedan, Ismail Hakim Baswedan.

Anies Baswedan memulai mengenyam pendidikan formalnya ketika usianya menjelang lima tahun. Masuk ke TK Masjid Syuhada di Kota Baru, Yogyakarta. Lulus dari TK, Anies Baswedan kemudian melanjutkan ke SD IKIP Labrotori II, Yogyakarta dan lulus pada 1982. Sejak kecil, Anies Baswedan sudah suka berorganisasi.

Ketika usianya masih 12 tahun, Anies Baswedan membentuk kelompok anak-anak muda yang berumur antara 7 tahun sampai 15 tahun di kampungnya.

Kelompok tersebut bernama “Kelabang”, yakni kependekan dari Klub Anak Berkembang.

Kelabang sangat sering mengadakan kegiatan-kegiatan olahraga dan kesenian. Lulus dari SD, Anies Baswedan kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 5 Yogyakarta sampai 1985. Anies Baswedan pernah menjadi ketua OSIS se-Indonesia ketika ia duduk di SMAN 2 Yogyakarta.

Pemilihannya dilakukan ketika Anies Baswedan mengikuti pelatihan kepemimpinan di Jakarta pada September 1985.

Anies Baswedan mengetuai 300 delegasi SMA-SMA se-Indonesia, padahal saat itu ia masih duduk di kelas satu. Ketika di SMA, Anies Baswedan juga terpilih menjadi peserta program AFS, yaitu program pertukaran pelajar yang diselenggarakan oleh Bina Antarbudaya.

Anies Baswedan sempat belajar di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat selama setahun sejak 1987 sampai 1988. Tamat dari SMA, Anies Baswedan kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.

Selama menjadi mahasiswa di FE UGM sejak 1989 sampai 1995, jiwa organisator Anies Baswedan semakin tumbuh. Anies Baswedan aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), di sampinag ia juga aktif sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa UGM.

Anies Baswedan juga pernah mendapatkan beasiswa Japan Aielines Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas bidang Asian Studies di Universitas Sophia, Tokyo, Jepang.

Lulus dari FE UGM, Anies Baswedan kemudian mendapat beasiswa S2 di University of Maryland, College Park untuk pendidikan Master Bidang International Security and Economic Policy.

Ketika kuliah di University of Maryland, Anies Baswedan sempat mendapat penghargaan William P Cole III Fellow, ICH Scholarship, serta ASEAN Student Award.

Pada 2005, Anies Baswedan menjadi peserta Gerald Maryanov Fellow di Departemen Ilmu Politik di Universitas Northern Illinois.

Karena itu, Anies Baswedan dapat menyelesaikan disertasinya tentang “Otonomi Daerah dan Pola Demokrasi di Indonesia”.

Perjalanan Karier Anies Baswedan bisa dibilang cukup panjang. Pada periode 1989 sampai 1991, ketika masih kuliah sebagai mahasiswa ekonomi di UGM, Anies Baswedan pernah menjadi redaktur sekaligus pembawa acara “Tanah Merdeka” yang ditayangkan di TVRI Yogyakarta.

Ketika lulus sebagai sarjana ekonomi, Anies Baswedan juga sempat bekerja di almamaternya.

Anies Baswedan menjadi Peneliti dan Koordinator Proyek di Pusat Antar Universitas (PAU) Studi Ekonomi UGM.

Namun tidak lama, Anies Baswedan kemudian mendapat beasiswa untuk melanjutkan S2 di University of Masyland sehingga harus meninggalkan pekerjaan tersebut.

Ketika kuliah S3 di Northern Illinois University, Amerika, Anies Baswedan sempat menjadi peneliti si pada The Office of Research, Evaluation, and Policy Studies sejak 2000 sampai 2004.

Ketika berada di Amerika, Anies Baswedan juga aktif di dunia akademis dan menulis berbagai artikel tentang desentralisasi, demokrasi, dan politik Islam di Indonesia.

Anies Baswedan pun kerap menjadi pembicara di berbagai konferensi. Artikel jurnalnya yang berjudul “Political Islam: Present and Future Trajectory” dimuat di Asian Survey, sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Universitas California.

Anies Baswedan juga menulis artikel Indonesian Politics in 2007: The Presidency, Local Elections and The Future of Democracy yang kemudian diterbitkan oleh BIES, Australian National University.

Pulang ke Indonesia, Anies Baswedan kemudian bekerja sebagai National Advisor bidang desentralisasi dan otonomi daerah di Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta sejak 2006 sampai 2007.

Tidak hanya itu, Anies Baswedan juga pernah menjadi peneliti utama di Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan ditunjuk menjadi Rektor Universitas Paramadina menggantukan Nurcholish Madjid.

Anies Baswedan yang saat itu masih berusia 38 tahun pun menjadi rektor termuda di Indonesia.

Majalah Foreign Policy bahkan memasukkan Anies Baswedan ke dalam daftar 100 Intelektual Publik Dunia.

Anies Baswedan kemudian merintis Program Beasiswa di Universitas Paramadina pada 2008 yang ia namai Paramadina Fellowship.

Program beasiswa tersebut mengadopsi konsep yang biasa digunakan oleh universitas-universitas di Amerika Utara dan Eropa dengan menyematkan nama sponsor sebagai predikat penerima beasiswa. Pada Pemilu 2009, Anies Baswedan menjadi moderator debat capres.

Ia kemudian dipilih sebagai juru bicara Tim-8 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir 2009. Tim-8 ini bertugas untuk menangani kasus sangkaan pidana terhadap pimpinan KPK yaitu Bibit dan Chandra.

Pada 2010, Anies Baswedan mendirikan Gerakan Indonesia Mengajar sekaligus menjadi ketua gerakan tersebut.

Karier Politik dan Pemerintahan

Anies Baswedan resmi terjun ke dunia politik pada 2013 setelah lama bergelut dengan dunia sosial dan pendidikan.

Anies Baswedan saat itu maju sebagai peserta konvensi calon presiden yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat.

Namun konvensi tersebut akhirnya tidak berakhir sesuai harapan, Partai Demokrat bahkan tidak mengusung calon presiden pada Pilpres 2014.

Anies Baswedan kemudian merapat ke kubu pemenangan Capres Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Dalam tim tersebut, Anies Baswedan didaulat sebagai juru bicara tim pemenangan Capres dan Cawapres Joko Widodo – Jusuf Kalla.

Sukses mengantarkan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan kemudian ditunjuk oleh Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Selama menjabat sebagai Mendikbud, Anies Baswedan melakukan gebrakan yang cukup signifikan.

Anies Baswedan memisahkan Dirjen Dikti dari Kemendikbud dan menggabungkannya dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.Anies Baswedan juga melakukan pembenahan terhadap seleksi terbuka Kemendikbud.

Selain itu, Anies Baswedan juga melakukan distribusi Kartu Indonsesia Pintar (KIP), membuat program sekolah aman, serta mengimbau para orangtua untuk mengantar anaknya ke sekolah pada tahun ajaran baru.

Anies Baswedan juga menerapkan kurikulum pendidikan terbaru serta mnyebarkan guru-guru berkualitas supaya merata di semua wilayah hingga melakukan reformasi ujian nasional.

Meski cukup banyak prestasi yang ia raih ketika menjabat sebagai mendikbud, namun Anies Baswedan akhirnya dicopot oleh Presiden Joko Widodo.

Anies Baswedan kemudian digantikan oleh Muhadjir Effendy pada pertengahan 2016. Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, nama Anies Baswedan kembali menarik perhatian publik.

Anies Baswedan diusung sebagai calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Uno oleh Partai Gerindra.

Anies Baswedan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah pada putaran kedua berhasil mengalahkan Basuki Tjahja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

Pada putaran kedua tersebut, Anies Baswedan mendapat suara sebesar 57,96 persen sedangkan Ahok – Djarot hanya memperoleh 42,04 persen suara. Anies Baswedan pun terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017 – 2022. ( Madi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini