TULANG BAWANG BARAT Lampung.sumselnews.co.id |Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus ( DAK) fisik bidang pendidikan tahun 2022 di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Provinsi Lampung, diduga adanya ketidak keterbukaan ( kongkalikong-red) antara oknum dinas pendidikan setempat dengan pihak sekolah maupun penyuplai meterial rangka baja. Dinas membantah informasi itu.
Diketahui dalam meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan pemerintah pusat melalui DAK mengucurkan anggaran sebesar Rp.26 miliar untuk 41 sekolah yang mendapatkan kegiatan meliputi rehab ruang kelas, jamban (toilet), dan bangunan lainnya sesuai kebutuhan TK, SD dan SMP di kabupaten
Tubaba.
Pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola oleh Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) dengan anggaran yang cukup fantastis.
Budiman Jaya, kepala dinas pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) kabupaten Tubaba dalam hal ini sebagai penanggung jawab kuasa pengguna anggaran, melalui Qodhi, Kepala Bidang Dikdas, mengatakan.
“Jadi gini, kita sepakat untuk 2022 (DAK) itu kita swakelola, dasar dari kesepakatan pihak sekolah, dan ada dokumen nya. Selanjutnya lagi dasar 1, yang mengerjakan itu sekolah dan komite,”ungkapnya.
Namun dilain sisi saat pewarta melakukan konfirmasi terkait adanya dugaan setoran pihak sekolah ke dinas pendidikan, salah satu kepala sekolah mengatakan.
“Kalau setoran itu ke dinas saya enggak mau ngomong banyak, tapi yang jelas kalian lebih faham soal itu,”tepis nya.
Akan tetapi saat ditanya soal adanya dugaan itu, pihak dinas pendidikan, qodhi menyangkal, tidaklah benar informasi adanya setoran dan menunjuk salah satu pelaksana pengadaan material atap Rangka Baja.
“Untuk pengadaan material atap rangka baja, itu kami pihak dinas pendidikan tidak pernah menunjuk siapapun A atau c, tapi kami dinas hanya mengawasi dan mengarahkan saja, selagi speak nya sesuai. Nah itu kami dinas pendidikan wajib untuk mengarahkan nya dan terkait setoran itu tidaklah benar.”kilahnya.
Saat awak media mengecek di beberapa titik sekolah yang mendapat bantuan DAK itu. Salah satu contohnya di sekolahan SMPN 4 kecamatan TBU; dimana sekolah tersebut mendapat dua paket proyek yaitu rehab jamban/toilet dan pembangunan ruangan laboratorium yang saat ini masih dikerjakan.
Saat disingung untuk rehabilitas jamban/toilet menelan biaya senilai Rp.200juta, dan pembangunan ruangan laboratorium beserta perabotannya Rp.606juta. Terlihat sangat janggal dan tidak sesuai dengan anggaran yang terbilang fantastis jumlahnya, pelaksanaan pekerjaan dengan nominal anggaran yang diterapkan sangatlah besar. Qodhi menerangkan.
“Jadi gini, jamban yang kita bangun itu kawan kita sendiri yang kerjakan, sedangkan rumah saya aja tidak segitu bangunannya, cuma yang jelas dokumentasi ada yang harus kita sajikan, karna kami dari dinas pendidikan tidak bisa menghitung kerusakan makanya kita libatkan kawan kita dari dinas PUPR untuk menghitung nya, dikarenakan kita bukan bidang teknis,”cetusnya.
Qodhi juga menjelaskan, dari tahun 2019 itu kita libatkan dinas PUPR, itu juga diketahui oleh menteri pendidikan, jadi angka 200 itu memang fantastis kalau bicara rehab, makanya kita libatkan kawan-kawan fasilitator yang menghitungnya itu kita juga libatkan tenaga ahli.”pungkasnya. (MD)