PRINGSEWU – Rencana kunjungan industri yang dirancang oleh SMK Maarif Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu, menjadi sorotan para orang tua siswa. Dalam surat pemberitahuan yang disampaikan oleh pihak sekolah, kunjungan tersebut direncanakan akan berlangsung pada 5 hingga 8 Januari 2025, dengan destinasi ke Lampung, Jakarta, dan Bandung. Biaya yang dibebankan kepada setiap siswa untuk mengikuti kegiatan ini adalah sebesar Rp1.675.000,-.
Surat pihak sekolah berharap agar orang tua dapat memberikan izin kepada putra-putrinya untuk mengikuti kunjungan tersebut, yang bertujuan memperkenalkan siswa kepada dunia industri sesuai dengan kompetensi jurusan masing-masing.
Rencana kunjungan industri ini menimbulkan perdebatan di kalangan orang tua murid SMK Maarif Banyumas. Sebagian orang tua merasa bahwa kunjungan ini adalah kesempatan baik bagi anak-anak untuk melihat dunia industri yang lebih luas, sementara yang lain merasa khawatir dengan risiko dan kebermanfaatannya, tidak semua orang tua siswa menyambut rencana ini.
SR, salah satu orang tua murid, mengungkapkan kekecewaannya terkait dengan pilihan destinasi kunjungan industri yang dianggap terlalu jauh dan tidak diperlukan.
“Industri di Lampung sudah banyak. Kalau memang tujuannya untuk kunjungan industri, kenapa harus sampai ke Jakarta dan Bandung?” ungkap SR dalam wawancara dengan awak media, Jumat 30 Agustus 2024.
SR juga menyampaikan kekhawatirannya terkait risiko perjalanan yang jauh, terutama bagi keselamatan anak-anak mereka.
“Sekarang ini, kunjungan industri sangat rawan kecelakaan. Biaya sebesar Rp1.765.000 mungkin bisa kami usahakan, meskipun keadaan sedang sulit. Namun, yang paling kami khawatirkan adalah keselamatan anak-anak dalam perjalanan. Kami lebih memilih mereka aman di rumah daripada menghadapi risiko di jalan,” tambahnya.
Kekhawatiran SR tidak hanya sebatas pada biaya dan keselamatan. Ia juga mempertanyakan efektivitas kunjungan industri tersebut.
“Di Lampung saja sudah ada banyak industri. Mengapa tidak memanfaatkan yang ada di sekitar kita? Selain lebih aman, ini juga bisa menjadi kebanggaan bagi kami sebagai orang Lampung. Tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta atau Bandung,” tegasnya.
Lebih lanjut, SR menyarankan agar biaya yang dianggarkan untuk kunjungan industri digunakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat bagi sekolah.
“Kalau biaya itu dialokasikan untuk memperbaiki fasilitas sekolah atau menambah buku dan sarana olahraga, pasti akan lebih bermanfaat. Bahkan bisa menjadi investasi jangka panjang untuk kemajuan sekolah dan anak-anak kita,” ujarnya.
Kekecewaan SR juga menyentuh persoalan yang lebih mendalam, yaitu tentang prioritas dalam pendidikan. Menurutnya, dana yang ada seharusnya digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, seperti pembayaran iuran sekolah yang sering kali menjadi masalah bagi para orang tua.
“Kadang-kadang, biaya sekolah kurang, sampai ijazah anak tertahan karena belum lunas. Ini rasanya tidak tepat jika kita lebih mementingkan kunjungan industri yang jauh daripada kebutuhan dasar pendidikan anak-anak,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala SMK Maarif Banyumas, Kholid Makmun ketika dikonfirmasi mengucapkan terima kasih atas informasi keluhan tersebut dan berharap orang tua yang tidak setuju agar dapat datang ke sekolah.
“Terima kasih atas informasinya, untuk wali yang keberatan bisa ke sekolahan pak,” tulisnya melalu chat WhatsApp. (DR)