Beranda BANTEN TANGERANG Lagi Lagi Diduga Proyek Tak Bertuan Alias Siluman Singgah Di Kelurahan Binong

Lagi Lagi Diduga Proyek Tak Bertuan Alias Siluman Singgah Di Kelurahan Binong

1204
0

TANGERANG| Terkait maraknya proyek tak bertuan atau siluman dikarenakan tidak ada papan proyek/informasi di wilayah Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Banten, akhir-akhir ini membuat Ketua DPW Provinsi Banten LSM Harimau (Harapan Rakyat Indonesia Maju ) Suharmi angkat bicara.

Seharusnya pemasangan papan nama informasi proyek adalah implementasi azas transparansi, sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam proses pengawasan.

Hal itu di sampaikan Suharmi selaku Ketua DPW provinsi Banten LSM Harimau di lokasi proyek turap perbaikan saluran air kali Gendong yang sedang digelar, di Perumahan Binong RW 13 kelurahan Binong Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Banten, kepada awak media Sabtu sore sekitar pukul 15.00 WIB.

“Semestinya, pekerjaan proyek pemerintah, besar atau kecilnya nilai anggaran harus ada papan informasinya,” ujarnya.

“Kita sebagai warga masyarakat wajib mengetahui dari mana sumber proyek ini berasal, janganlah kita masyarakat di bodoh-bodoi terus seperti ini, sebab bisa terselenggaranya kegiatan proyek ini, itu di biayai oleh uang masyarakat juga, dari hasil pajak yang kita bayarkan, dan keterbukaan Informasi publik pun sudah di atur dalam undang undang, ini namanya mengangkangi (menyalahi) aturan,” tuturnya.

Lebih lanjut dirinya juga menyampaikan bahwa menurut Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 dan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan Nomor 70 Tahun 2012, dimana mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek, dimana memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pekerjaan.

Dalam pantauan awak media di lokasi pekerjaan, bukan hanya tidak ada papan informasi, namun terlihat para pekerja tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja.

“Para pekerjapun seperti punya dua nyawa, sebab tidak ada atribut atau K3 yang melekat pada badan mereka, cara pengerjaanya pun bisa dibilang asal-asalan, coba di lihat saja sendiri, pekerjaan ini bukan di mulai dari nol atau dari bawah, melainkan melanjutkan turap yang lama, itu makanya proyek ini saya simpulkan asal jadi biar cepat selesai,” kata Suharmi Ketua DPW LSM Harimau Banten.

“Lalu dimana peran dari dinas pemegang pagu anggaran tersebut, disinilah peran pengawas dari dinas terkait dibutuhkan, lakukan peneguran kepada pihak rekanan (kontraktor), suruh bongkar minta di gelar ulang, jangan di diamkan saja, atau memang sudah bermain mata, kalau pihak dari dinas terkait tidak bisa melakukan tugas dan fungsinya, mendingan copot saja seragam kedinasan, masih banyak yang bisa dan mampu,” tuturnya.

“Terkait temuan ini saya masih menunggu kerja dari dinas terkait, apabila mereka masih ongkang kaki di ruangannya yang ber AC masih duduk di kursinya yang empuk, masih tutup mata terkait proyek ini, maka saya sendiri yang akan menyurati kejaksaan,” tegasnya.

Sementara itu, para pekerja saat di mintai keterangan terkait pekerjaan nya mengatakan, mereka tidak tau apa apa dan berdalih hanya sebagai pekerja saja.

“Kita tidak tau apa-apa kita cuma kerja, ini saja semen pasir sudah mau abis tapi belum di kirim juga, dan membenarkan kalau pekerjaan yang mereka gelar melanjutkan turap yang lama, dikarenakan air lagi pasang,” dalam jelasnya. (Tim)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini