JAKARTA, – LSM Harimau DKI, melalui hasil investigasi yang dilakukan oleh Kepala Bagian Investigasi LSM Harimau DKI Jakarta, Boy Marthinus, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi perumahan di Indonesia, khususnya terkait target pembangunan 3 juta rumah pada tahun 2025. LSM Harimau DKI menilai bahwa anggaran perumahan yang dipatok sebesar 5,07 triliun rupiah tidak akan cukup untuk mencapai target tersebut, Sabtu 2/11 2024.
Menurut Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maru Arar Sirait, anggaran tersebut akan dialokasikan untuk berbagai program, termasuk pembangunan di Ibu Kota Nusantara. LSM Harimau DKI, melalui investigasi Boy Marthinus, menyoroti bahwa alokasi anggaran yang terbatas ini akan mempersulit upaya pemerintah dalam menyediakan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat.
LSM Harimau DKI, melalui hasil investigasi Boy Marthinus, mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan perumahan yang layak. LSM Harimau DKI mendorong pemerintah untuk mencari solusi kreatif dalam mengatasi permasalahan ini, seperti memanfaatkan lahan sitaan hasil korupsi untuk pembangunan perumahan gratis.
“Hasil investigasi kami menunjukkan bahwa kondisi perumahan di Indonesia masih memprihatinkan,” ujar Boy Marthinus. “Kami berharap pemerintah dapat lebih serius dalam menangani masalah perumahan di Indonesia. Kami juga mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam program perumahan, seperti dengan memanfaatkan dana CSR perusahaan untuk pembangunan rumah rakyat.” tegasnya.
LSM Harimau DKI, melalui hasil investigasi Boy Marthinus, percaya bahwa dengan kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, target pembangunan 3 juta rumah dapat tercapai dan masyarakat Indonesia dapat menikmati perumahan yang layak dan terjangkau.
(Alder FA)