Connect with us

Way Kanan

Wabup Ali Rahman Buka Giat Koordinasi dan Sosialisasi Tagana Way Kanan

Published

on

WAY KANAN | Wakil Bupati Drs. H. Ali Rahman, M.T Bersama Kepala Dinas Sosial, Bismijanadi, S.E menghadiri Pembukaan Kegiatan Koordinasi dan Sosialisasi Taruna Siaga Bencana Kabupaten Way Kanan Tahun 2022 di Jl. KM 02 Kelurahan/Kecamatan Blambangan Umpu, Kamis (17/11/2022).

 

Dalam sambutannya, Wabup Ali Rahman menyampaikan bahwa kecenderungan terjadinya bencana yang cukup signifikan akhir-akhir ini, baik ditinjau dari intensitas maupun frekwensinya, serta cakupan wilayah terkena dampak bencana, sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar serta menimbulkan korban jiwa dan sebagainya.

 

Advertisement

Dengan diterbitkannya UU Nomor. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang diikuti dengan Peraturan-peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan penanggulangan bencana, hal tersebut memberikan makna kepada petugas di lingkungan Organisasi Formal Bidang Kebencanaan untuk melaksanakan tupoksi kebencanaan sesuai dengan kewenangan masing-masing.

 

“Dengan semakin meningkatnya intensitas bencana dan keragamannya, maka upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Way Kanan perlu ditangani secara komprehensif, multi sector, terpadu dan terkoordinasi antara Pemerintah, Lembaga-lembaga yang terkait dengan kebencanaan, swasta dan masyarakat”, ujar Wabup Ali Rahman.

 

Selanjutnya, Wabup juga meminta agar kegiatan tersebut dijadikan momen penting dalam upaya penyelenggaraan kesiapsiagaan penanggulangan becana yang terkoordinnasi, terpadu dan menyeluruh. Mengingat kebencanaan terjadi tidak dalam lokus yang wilayah administrasinya secara tunggal, melainkan terjadi pada wilayah yang litas batas administrasi, sehingga membuat harus melakukannya secara bersama-sama.

Advertisement

 

“Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana adalah dengan pembentukan Taruna Siaga Bencana (Tagana), yang merupakan program Nasinal yang tersebar di seluruh Indonesia, yang merupakan wadah formal penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari resiko dan ancaman bencana dengan cara menyelenggarakan kegiatan penanggulangan bencana berbasis masyarakat melalui pemanfaatan SDM, SDA yang ada pada lingkungan setempat”, lanjutnya.

 

Ditegaskan pula oleh Wabup bahwa kegiatan tersebut juga memberikan kesadaran dan memperkuat hubungan sosial antar anggota masyarakat, dimana masyarakat diberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan sendiri upaya penanggulangan bencana mulai dari kegiatan pra bencana, tanggap darurat maupun pasca bencana.

 

Advertisement

“Saya berharap kepada seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik serta dapat berbagai pengalama dan memberikan kontribusi yang konstruktif dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Way Kanan”, tutup Wabup Ali Rahman yang juga membuka kegiatan tersebut.

 

Diketahui, dalam pembukaannya juga disampaikan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bersama terkait dengan penanggulangan bencana, yaitu Penanganan penyelenggaraan penanggulangan bencana, diarahkan dengan menitikberatkan pada pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana melalui program Pengurangan Resiko Bencana (PRB), Orientasi serta pemahaman siklus bencana yang merupakan satu kesatuan penanganan penanggulangan bencana, dan tidak ada satu siklus yang terputus.

 

Selanjutnya, Peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM Aparatur dan masyarakat serta kelembagaan penanggulangan bencana yang merupakan suatau yang sangat strategis, maka sangat diperlukan upaya-upaya penguatan kapasitas baik melalui diklat teknis formal maupun dengan melakukan gladi, simulasi table top ataupun peningkatan daya dukun SDM serta kelembagaan, sehingga SDM baik Aparatur dan masyarakat senantiasa siap siaga dalam menghadapi bencana yang akan dating, Pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharaan assert kebencanaan.

Advertisement

 

Serta agar organisasi pelaksanaan yang terlibat sebagai personil Tagana harus mampu melakukan kolaborasi, koordinasi dan Kerjasama yang baik dengan berbagai stakeholder yang terdapat di lingkungan setempat, baik unsur Pemerintah, swasta, LSM, relawan dan masyarakat pada umumnya, Melalui Koordinasi dan Sosialisasi Tagana dengan kegiatan peningkatan kompetensi dan refreshing ini diharapkan dapat terkondisi masyarakat yang semakin berdaya dan lebih siap sebagai subjek maupun objek pembangunan, karena masyarakat akan ditempatkan sebagai pihak pertama dan utama dalam penanggulangan bencana sebelum datangnya bantuan lain, sehingga resiko atau dampak dari bencana dapat diminimalisir, serta dengan program Tagana diharapkan juga dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap alam guna menjaga kelestarian alam dan lingkungan. (Kmf/BN)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *